Selasa, 25 Maret 2014

SEJARAH FILSAFAT : PATRISTIK DAN ABAD PERTENGAHAN



PENDAHULUAN
Kristianitas merupakan agama wahyu. Artinya Kristinitas diwahyukan kepada dunia oleh Kristus , terutama sebagai ajaran penebusan, penyelamatan dan cintakasih , bukannya sebagai suatu ajarann atau sistem teoretis abstrak. Kristus mengutus para rasulnya untuk berkotbah, bukannya untuk menduduki singgasana akademis. Kristianitas merupakan ‘jalan’ menuju Bapa untuk diwujudkan di dalam praktek, bukannya system filsafat yang ilmiah teoritis. Para rasul bukannya bermaksud untuk menyusun sebuah ajaran filsafat dunia.
Sejauh sasaran pewartaan keselamatan itu diarahkan kepada bangsa Yahudi, tantangan yang dihadapi adalah serangan-serangan teologis yang didasari iman Yahudi. Namun setelah semakin berkembang diantara bangsa lain, Kristianitas pun dicurigai karena dianggap tidak sesuai dengan paham kebenaran yang dianut oleh masyarakat setempat. Maka serangan bukan hanya datang dari bangsa lain atau agama Yahudi, tetapi juga dari kaum intelektual dan penulis bangsa lain. Dalam hal ini serangan bersifat teoritis dan filosofis. Untuk menghadapi semua serangan itu, baik yang teologis maupun filosofis, para pewarta iman mau tidak mau juga ikut terlibat dan terpaksa menggunakan serta memperkembangkan argumen-argumen filosofis dan teologis demi pembela kebenaran iman.
Filsafat pada zaman Patristik dan Abad Pertengahan merupakan perkembangan filsafat yang ditatapkan pada kenyataan baru, yakni timbulnya agama Kristen. Karena filsafat merupakan ulmu yang mencari dan menyelidiki hikmah kehidupan dan mencari kebenaran, sedangkan agama Kristen juga mengajarkan keselamatan bagi umat manusia, maka kedua bidang itu saling bergesek, berbentrokan satu sama lain, saling mengoreksi dan melengkapi.
Sifat apologetis (membela diri) di dalam perkembangan filsafat Kristen jelas muncul karena pengaruh luar, terutama dengan adanya perselisihan dan dan perdebatan mengenai kebenaran.  Tetapi lambat laun, yang semula hanya ditanggapi sebagai tantangan dari luar, lama kelamaan dihayati sebagai suatu kebutuhan mendesak untuk memperkembangkan suatu system dari dalam. Semakin lama banyak kaum intelek Kristen yang merasakan desakan untuk menerobos masuk ke dalam data perwahyuan untuk menyusun suatu pandangan yang komprehensif mengenai dunia dan kehidupan manusia di bawah sinar iman.
Perkembangan di Jaman Patristik dan Abad Pertengahan adalah perkembangan pergesekan antara Kristianitas dengan filsafat, dimana pada tahap awal filsafat dicurigai sebagai musuh yang berbahaya (sebagaimana jelas di dalam sikap sementara apologet, sampai kepada tahap sintetis dari ajaran teologi dan filsafat yang memuncak pada zaman keemasan Abad Pertengahan (abad XIII). Namun demikian, tidaklah mungkin bagi kita untuk mengikuti dan menyelidiki seluruh tahap perkembangan itu. Untuk itu, kita akan mengambil beberapa tokohyang sangat berpengaruh pada masanya. Kita akan menggunakan skema bahan sebagai berikut :


I.                    Jaman Patristik : Abad I-VII
1.      Origenes 185/6 – 254/5
2.      St. Gregorius dari Nyssa ± 335 - ±395
3.      St. Agustinus 354 – 430
4.      Ps. Dyonisius ± abad V
5.      Boethius 480 – 524/ 5

II.                 Masa Awal Abad Pertengahan : Abad VIII – XII
1.      Yohanes Scotus Eriugrnr 810 – 877 (?)
2.      St. Anselmus dari Canterbury 1033 – 1109
3.      Filsafat Islam :
a.       Alfarabi (meninggal ± 950)
b.      Ibn Sina (Avicenna) 980 – 1037
c.       Ibn Rushd (Averroes) 1126 – 1198
4.      Filsafat Yahudi :
a.       Salomon Tbn Gabirol (Avicebron) 1021 – 1069/70
b.      Moses Maimonides 1135 – 1204
III.               Jaman Keemasan Abad Pertengahan : Abad XIII
1.      St. Bonaventura 1121 – 1274
2.      St. Thomas Aquinas 1224/5 – 1274
3.      Yohanes Duns Scotus 1265/6 – 1308

Komentar : Setelah saya membaca dan mencoba memahami dengan seksama, saya berpendapat bahwa Ilmu Filsafat dan Agama  Kristen saling bergesekan, karena keduanya saling mengkoreksi dan melengkapi. Keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari kebenaran dan mengajarkan keselamatan bagi umat manusia.

Sumber : Hadi, P. Hardono. Sejarah Filsafat : Patristik dan Abad Pertengahan. SFPAP, Hal. 1-2

Senin, 17 Maret 2014

Ethnic

                                          Gambar 1 : Etnic.

Etnis/ suku bangsa merupakan proses dari sistem kekerabatan yang lebih luas. Kekerabatan yang tetap percaya bahwa mereka memiliki ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama.

Pengertian Etnis menurut para ahli :
1. Fredrick Barth
Etnis adalah himpunan manusia karena kesamaan ras, agama, asal usul bangsa ataupun kombinasi dari kategori tersebut yang terikat pada sistem nilai budaya

2. Hassan Shadily MA
Suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih diangap mempunyai hubungan biologis. 

Latar Belakang Etnis/suku bangsa

Keaneka ragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut keanekaragaman budayanya. Hal ini meliputi perbedaan adat istiadat, religis, bahasa dan keseniannya. Namun tidak ada perbedaan fisik yang begitu besar antar suku-suku bangsa di Indonesia, ini disebabkan oleh kesaan ras akibat proses amalgamasi/kawin campur, dan migrasi penduduk.

Macam-macam Etnik yang ada di Indonesia

1. Suku Bentong

Suku bentong tinggal di perbatasan Kabupaten Maros dan Bone, mereka mendiami daerah Bulo-Bulo, bagian dari wilayah Kecamatan Tenete Riaja.

2. Suku Bugis

Gambar 1 : Suku Bugis














Suku bugis berpusat di Sulawesi Selatan. Suku ini mendiami sebelas Kabupaten, yaitu Kab.Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Sidenreng-Rappang, Powelai-Mamasa, Luwu, Pare-pare, Barru, Pangkajene, dan Maros.

3. Suku Campalagia/ Tulumpanuae/ Tasing/ Mandar
Gambar 2 : Suku Mandar













Orang Campalagian tinggal di sekitar Kabupaten Majene, tepatnya di kota Campalagian dan Kab. Polewali-Mamasa (Polmas) serta di Kabupaten Mamuju sepanjang sungai Mandar.

4. Suku Duri
 Suku Duri terletak di pedalaman Sulawesi Selatan.

5. Suku Enrekang
Gambar 3 : Suku Enrekang











Suku Enrekang terletak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, kurang lebih 259km dari kota Ujung Pandang.

6. Suku Konjo Pegunungan
Gambar 4 : Suku Konjo Pegunungan












Suku ini mendiami hampir seluruh Kabupaten Gowa. Gowa merupakan bekas kerajaan yang menjadi objek wisata, terletak sekitar 30km dari Ujung Pandang.

7. Suku Konjo Pesisir/ Kajang
Gambar 5 : Suku Konjo Pesisir










Suku Konjo tinggal di Kabupaten Bulukumbu, kurang lebih 209km dari kota Ujung Pandang, Propinsi Sulawesi Selatan.

8. Suku Luwu
Suku Luwu tinggal di Kabupaten Luwu dan sekitarnya.

9. Suku Maiwa
Gambar 6 : Suku Maiwa















Suku Maiwa  merupakan salah satu suku di Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang.

10. Suku Makassar
Gambar 7 : Suku Makassar














Suku Makassar berwilayah di Kabupaten Takalar Jeneponto, Bantaeng, Selayar.

Daftar Pustaka

Amalya, Rizka. (2012). Makalah Etnis/suku bangsa. Diambil tanggal 17 Maret 2014, dari http://rizkaamalya23.blogspot.com/2012/08/makalah-etnissuku-bangsa.html


Sabtu, 15 Maret 2014

Jumat, 14 Maret 2014

Cultural

                                         

Gambar 1 : Kebudayaan Jawa Timur
Gambar 2 : Kebudayaan Bali                                             
Gambar 3 : Kebudayaan D.I Yogyakarta
                                          











































Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.

Sedangkan definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan.
Beberapa pengertian kebudayaan berbeda dengan pengertian di atas, yaitu:
  1. Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
  2. Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
  3. Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.
Daftar Isi
Suharso dan Ana Retnoningsih. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya.
Anonim. Pengertian Budaya dan Kebudayaan. Diambil pada tanggal 14 Maret 2014, dari  http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-budaya-dan-kebudayaan.html 

Language and Communication

  • Language
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.

  • Call Systems
Gambar 1 : Chimpanzee















Biasanya, yang menggunakan call system adalah primata seperti simpanse.Mereka menggunakan call system sebagai peringatan jika ada makanan dan jika ada bahaya. Tetapi, meskipun primata bisa menggunakan call system pita suara mereka tidak bisa digunakan untuk berbicara.
  • Sign Language
Gambar 2 : Sign Language























Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukan lewat suara, untuk berkomunikasi.
  •  The Origin of Language
Kapasitas manusia untuk bahasa dikembangkan selama ratusan ribu tahun, karena sistem panggilan diubah ke dalam bahasa. 
  • Non verbal Communication
Kinesics adalah studi komunikasi melalui gerakan tubuh, sikap dan ekspresi wajah. Bau juga berperan penting dalam komunikasi ini. Komunikasi non verbal juga meliputi ekspresi mikro, gestur, paralinguistik (tone), postur, respon fisiologis, proksemika (jarak), tatapan mata, haptik (sentuhan), dan penampilan.
  • The strusture of language
Kinesics adalah studi komunikasi melalui gerakan tubuh, sikap dan ekspresi wajah. Bau juga berperan penting dalam komunikasi ini. Komunikasi non verbal juga meliputi ekspresi mikro, gestur, paralinguistik (tone), postur, respon fisiologis, proksemika (jarak), tatapan mata, haptik (sentuhan), dan penampilan.
  • Speech Sound
Fonem adalah kontras suara terkecil yang membedakan arti dan tidak mempunyai makna sendiri. Telepon adalah suara yang dibuat oleh manusia yang mungkin bertindak sebagai fonem dalam bahasa tertentu. Fonetik adalah ilmu yang mempelajari suara manusia suara, fonemik adalah studi tentang ponsel karena mereka bertindak dalam bahasa tertentu.
  • Language, Thought, and Culture
Chomsky berpendapat bahwa tata bahasa universal sifatnya terbatas, dan bahasa apapun dapat diterjemahkan ke bahasa lain yang dianggap bukti yang mendukung klaim ini. The Sapir-Whorf Hipotesis: Sapir dan Whorf digambarkan sebagai pendukung awal pandangan bahwa bahasa yang berbeda menyiratkan cara berpikir yang berbeda.
  • Focal Vocabulary
Adalah elaborasi leksikal yang sesuai dengan kegiatan yang bersentral pada kebudayaan. Dikatakan bahwa, bahasa, pemikiran, dan budaya sifatnya saling terkait. Perubahan lebih mungkin untuk berpindah dari budaya bahasa, bukan sebaliknya.
  • Meaning
Semantik "mengacu pada makna sistem bahasa itu."
Ethnoscience, atau ethnosemantics, adalah studi tentang kategorisasi linguistik perbedaan, seperti dalam sistem klasifikasi, taksonomi, dan istilah khusus (seperti astronomi dan obat-obatan).
Sifat, definisi, elemen dan jenis dari meaning dikupas oleh para filsuf seperti Aristotle, Augustine dan Aquinas. Menurut mereka, 'meaning adalah hubungan antara dua macam hal: tanda-tanda dan hal-hal yang dimaksud sesungguhnya'. 

Jenis-jenis dari meaning berdasarkan cara penyampaiannya diantaranya adalah:

- Ada hal-hal yang mungkin memiliki arti.
Ada hal-hal yang merupakan tanda-tanda dari hal lain, dan mempunyai makna tersendiri.
Ada hal-hal yang selalu harus memiliki makna seperti kata-kata dan simbol non verbal lainnya.
  • Sociolinguistic
Adalah ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para pengguna bahasa dengan fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat berbahasa. Sosiolinguistik berkembang ke arah studi yang memandang bahwa bahasa tidak dapat dijelaskan secara memuaskan tanpa melibatkan aspek-aspek sosial yang mencirikan masyarakat.
  • Linguistic Diversity
- Keragaman etnis dan kelas negara maupun bangsa dicerminkan oleh keragaman bahasa.
Individu tunggal dapat mengubah cara mereka berbicara tergantung pada kebutuhan sosial-ini disebut gaya pergeseran.
- Diglosia adalah pergeseran biasa dari satu dialek yang lain (misalnya, varian tinggi dan rendah dari bahasa) oleh anggota populasi linguistik tunggal. 
  • Gender Speech Contrasts
Di Amerika dan Inggris, ada perbedaan reguler antara cara berbicara laki-laki dan perempuan yang melintasi batas-batas sub-budaya.Perempuan cenderung berbicara lebih "standar" dialek dan menggunakan lebih sedikit "kekuatan" di dalam kata-kata tersebut karena perempuan kurang diberikan kekuatan sosial ekonomi.
  • Stratification & Symbolic Domination
Dalam situasi di mana stratifikasi sosial yang ada, dialek dari strata yang dominan dianggap "standard" dan bernilai lebih dari dialek dari strata yang lebih rendah.
Menurut Bourdieu, konsensus masyarakat secara keseluruhan bahwa salah satu dialek adalah hasil yang lebih bergengsi di "dominasi simbolis."
  • Black English Vernacular (BEV)
Dialek dari bahasa Inggris Amerika, yang paling sering diucapkan oleh para pekerja di perkotaan dan kelas menengah.
BEV memiliki sistem aturan linguistik sendiri, yaitu:

BEV tidak mengucapkan antarvokal r.
- BEV  menggunakan kopula untuk menghilangkan kata kerja yang berasal dari ucapan mereka.
  •  Historical Linguistics
Cabang linguistik yang mempelajari perubahan bahasa. Bidang ini kadang disebut linguistik diakronis (dari bahasa Latin: dia- 'melalui' dan chronos 'waktu') sebagai lawan dari linguistik sinkronis yang mengkaji bahasa pada suatu waktu tertentu. Kajian bidang ini antara lain meliputi kajian sejarah satu bahasa (kadang disebut filologi), bagaimana dan mengapa perubahan bahasa terjadi, perubahan dengan perbandingan terhadap bahasa lain yang serumpun (linguistik komparatif), perkembangan dialek bahasa (dialektologi), serta sejarah kata (etimologi).
  • Cyberspace 
- Merupakan bagian dari dunia yang dilayari oleh komputer.
AIT: (Advanced Information Technology) tinggi lingkungan komunikasi teknologi yang telah melahirkan dunia maya.
Netiquette adalah istilah yang digunakan untuk penggunaan dan gaya yang dianggap layak dan sopan dalam komunikasi dunia maya.


Daftar Pustaka
Al-Ghazali, Tommy. (2011). Pengertian Bahasa, Karakteristik Bahasa dan Fungsi Bahasa – Kajian Sosiolinguistik. Diambil tanggal 14 Maret 2014, dari http://dibustom.wordpress.com/2011/05/07/pengertian-bahasa-karakteristik-bahasa-dan-fungsi-bahasa-kajian-sosiolinguistik/

Slide Binusmaya. (2014).Human Diversities 1 : Language, Gender, Ethnicity, and Culture. Jakarta : Bina Nusantara University

Religion & Art

Religion

Gambar 1 : Religion
                           







Pengertian Agama Menurut Anthony F.C. Wallace: 

Agama sebagai seperangkat upacara yang diberi rasionalisasi lewat mitos dan menggerakkan kekuatan supernatural dengan maksud untuk mencapai terjadinya perubahan keadaan pada manusia dan semesta.


Animisme

Animisme berasal dari kata anima, dari bahasa latin animus dan bahasa yunanianepos, dalam bahasa sansekerta disibut prana, dalam bahas ibrani ruah. Arti kesemua itu adalah napas atau jiwa. Animisme adalah ajaran/doktrin tentang realitas jiwa.

Seorang ahli antropologi asal inggris E.B Taylor pertama kali belajar agama secara antropologis, dan mengembangkan taksonomi agama. Dalam bukunya primitif kultur mengajukan sebuah teori (teori serba jiwa), bahwa bentuk kepercayaan asal manusia adalah animisme.
Teori ini timbul atas 2 hal:
  1. Adanya dua hal yang tampak, yakni hidup dan mati.
  2. Adanya peristiwa mimpi, sesuatu yang hidup dan berada ditempat lain pada waktu tidur, yakni jiwanya sendiri. Jiwa bersifat bebas berbuat sekehendaknya.

Mana and Taboo

Gambar 1.1 : Mana and Taboo




























Mana didefinisikan sebagai kepercayaan pada domain supernatural imanen atau kekuatan hidup yang berpotensi pada manipulasi manusia. 
Polinesia dan konsep Melanesia dari mana dikontraskan menjadi:

- Mana Melanesia, sebagai kekuatan impersonal suci yang jauh seperti konsep Barat keberuntungan.
- Mana Polinesia, konsep tabu terkait dengan sifat yang lebih hierarkis dalam masyarakatnya.

Magic and Religion

- Magic mengacu pada teknik supernatural yang bertujuan untuk mencapai sebuah tujuan.
- Magic bisa bersifat  (seperti boneka voodoo) atau merambat (dicapai melalui kontak).

Anxiety, Social, and Solace

- Magic adalah sebuah alat kontrol, tetapi agama berfungsi untuk memelihara stabilitas ketika tidak ada kontrol dan pemahaman yang benar.

- Malinowski melihat agama-agama suku sebagai fokus saat krisis kehidupan.


Rituals

Ritual adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terutama untuk tujuan simbolis. Ritual dilaksanakan berdasarkan suatu agama atau bisa juga berdasarkan tradisi dari suatu komunitas tertentu. Kegiatan-kegiatan dalam ritual biasanya sudah diatur dan ditentukan, dan tidak dapat dilaksanakan secara sembarangan.

- Ritual sifatnya sakral, dilakukan dalam konteks yang suci.
- Ritual menyampaikan informasi tentang partisipan dari anggota itu sendiri.
- Ritual adalah sosial inheren, dan para partisipan harus mempunyai sosial komitmen.

Rites Of Passage 

Rites of passage adalah ritual keagamaan yang merupakan simbol, dan memudahkan seseorang melakukan pergerakan dari satu (sosial) ke yang lain (e.g plains indians vision quests)

Rite of passage memiliki 3 tahap :
1. Separation : Partisipan yang menarik diri dari suatu kelompok, dan mulai bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.
2. Liminality : Periode diantara negara, ketika participan sudah meninggalkan suatu tempat tetapi tidak memasuki tempat selanjutnya. 
3. Incorporation : Partisipan memasuki suatu perkumpulan dengan menggunakan status setelah menyelesaikan upacara adat.

- Liminality adalah bagian dari tiap upacara dan meliputi sanksi yang sifatnya sementara.

Totemism

Istilah totemisme berasal dari bahasa Ojibwa (suku Algonkin dari Amerika Utara), ditulis secara beragam totem, tatam, dodaim. Totem adalah sejenis roh pelindung manusia yang berwujud binatang. Totemisme dapat dibedakan atas; totemisme perseorangan, dimana seekor binatang menjadi pelindung orang tertentu, dan totemisme golongan, di mana jenis binatang tertentu dianggap dekat hubungannya dengan suatu golongan atau suku bangsa tertentu.
Totemisme merupakan fenomena yang menunjukkan kepada hubungan organisasional khusus antara suatu suku bangsa dan suatu suatu species tertentu dalam wilayah binatang atau tumbuhan. Hubungan ini diungkapkan sebagian dalam upacara-upacara khusus dan sebagian lagi dalam aturan-aturan khusus perkawinan di luar suku. Totemisme merupakan fenomena yang sangat beraneka ragam dan luwes. Hal ini dapat dilukiskan sebagai suatu sistem kepercayaan dan praktik yang mewujudkan gagasan tertentu dari suatu hubungan mistik atau ritual antara anggota-anggota kelompok sosial dan suatu jenis binatang atau tumbuhan. Fenomena tersebut mengandung perintah-perintah yang dijunjung tinggi, seperti larangan membunuh atau makan daging binatang totem atau mengganggu tanaman totem
 
Dalam tindakan dan upacara totem, kepentingan religius yang paling utama adalah pengaktualisasian identitas antara totem dan kelompok. Dalam upacara-upacara ini tanda totem dilukiskan pada tubuh, atau tari-tarian dilakukan dalam bentuk tanda totem. Pada umumnya tato adalah ciri totem dan suku-suku Indian Amerika menghiasi diri mereka dengan bagian-bagian dari binatang totem, misalnya bulu-bulu sebagai hiasan kepala.   

Sacred Cattle in India 

Gambar 1.2 : Sacred Cattle in India









Ahimsa adalah ajaran Hindu tentang anti kekerasan yang melarang pembunuhan hewan. Ahli pembangunan ekonomi Barat sering menggunakan prinsip ini sebagai contoh bagaimana agama dapat berdiri di jalan pembangunan. 

- Hindu menggunakan ternak sebagai transportasi, traksi dan pupuk kandang. Ternak besar membutuhkan makanan yang lebih banyak, mengakibatkan mereka lebih mahal untuk dirawat.

- Hindu tampak tidak rasional dengan mengabaikan sumber makanan yang berharga seperti sapi. Namun pandangan ini sifatnya etnosentris dan salah karena sapi memainkan peran adaptif penting dalam ekosistem India yang telah berkembang selama ribuan tahun. 

- Hindu menggunakan ternak sebagai transportasi, traksi dan pupuk kandang. Ternak besar membutuhkan makanan yang lebih banyak, mengakibatkan mereka lebih mahal untuk dirawat.

Social Control

Agama mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi tindakan. Agama dapat digunakan untuk memobilisasi segmen besar masyarakat melalui sistem imbalan nyata yang dapat dirasakan dan ada hukumannya. Banyak agama memiliki kode etik formal yang melarang perilaku tertentu sementara mempromosikan bentuk perilaku lainnya. Agama juga mempertahankan kontrol sosial dengan menekankan sifat kehidupan.

Religious Practitioners and Types

Tabel 1 : Religious Practitioners and Types


Art

Gambar 2 : Art by David Walker

                                
Art sangat susah untuk dijelaskan, tapi secara umum mengacu pada bagaimana manusia mewujudkan kreatifitas mereka dengan cara mengekspresikan diri mereka seperti tarian, music, lagu, melukis, seni pahat, seni tanah liat, menenun, bercerita, sajak, prosa, drama dan komedi.

Art Location

- Di negara, Art ditempatkan di bangunan yang spesial seperti museum, balai pertemuan, dan teater.
- Di bagian bukan negara, artistik diekspresikan di tempat umum.
- Di negara, kritikus, penilai, dan para ahli menentukan apa yang termasuk art dan apa yang bukan.

Art and Individuality

- Beberapa antropolog dikritik bahwa penelitian art non-western menolak individual dan lebih mementingkan kelompok.
- Bagaimanapun juga, banyak perkumpulan non-western, dimana lebih kolektif dalam memproduksi  art dibandingkan kebudayaan western. 
- Bohannan berpendapat bahwa diantara Tiv, penekanannya harus pada kritikus dibandingkan dengan artisnya, karena Tiv tidak melihat hubungan antara artis dan hasil art nya.

The work of Art

Dalam setiap golongan, art adalah pekerjaan.
- Dalam bagian bukan negara, seniman tidak bisa membuat kesenian setiap saat karena mereka masih harus berburu, mengumpulkan, memancing, menggembala, dan bertani untuk makan.
- Dalam negara, seorang seniman bisa meluangkan penuh waktunya dimana karir mereka adalah pekerjaan mereka.

Art, Society, and Culture

Art adalah fenomena publik yang dipamerkan, ditunjukan, dievaluasi, dan diapresiasi oleh masyarakat.


The cultural transmission of the art 

Seni adalah bagian dari budaya dan sebagai apresiasi hasil untuk seni diinternalisasikan selama enkulturasi. Apresiasi bentuk seni yang berbeda bervariasi lintas budaya. Dalam masyarakat non industri, tradisi artistik umumnya ditularkan melalui keluarga dan kelompok terdekat. Seni mendongeng memainkan peran penting dalam transmisi, pelestarian, dan ekspresi dari tradisi budaya.

The Artistic Career

- Dalam masyarakat non-barat, anak-anak lahir dalam garis keturunan dan ditakdirkan dengan karir tertentu seperti mengukir kayu dan membuat tembikar.
- Spesialis kerajinan penuh menemukan dukungan melalui hubungan kerabat mereka di masyarakat non barat atau melalui pelanggan dalam masyarakat barat.
- Seni mengandalkan bakat individu yang dibentuk melalui arah yang disetujui secara sosial.

Continuity and Change

- Seni selalu berubah
- Seni menggabungkan berbagai media

Daftar Pustaka


Madjid, Nurcholish. (2008). Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Giantoro, Nur. (2010). Makalah Animisme. Diambil tanggal 14 Maret 2014, dari http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/makalah-animisme.html

Slide Binusmaya. (2014). Human Diversities 2 : Religion and Arts. Jakarta : Bina Nusantara University

 Dhavamony, Mariasusai. (2010). Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius


Anonim. (2014). Kepercayaan Totemisme. Diambil tanggal 16 Maret 2014, dari http://www.tuanguru.com/2012/10/kepercayaan-totemisme.html