Selasa, 25 Maret 2014

SEJARAH FILSAFAT : PATRISTIK DAN ABAD PERTENGAHAN



PENDAHULUAN
Kristianitas merupakan agama wahyu. Artinya Kristinitas diwahyukan kepada dunia oleh Kristus , terutama sebagai ajaran penebusan, penyelamatan dan cintakasih , bukannya sebagai suatu ajarann atau sistem teoretis abstrak. Kristus mengutus para rasulnya untuk berkotbah, bukannya untuk menduduki singgasana akademis. Kristianitas merupakan ‘jalan’ menuju Bapa untuk diwujudkan di dalam praktek, bukannya system filsafat yang ilmiah teoritis. Para rasul bukannya bermaksud untuk menyusun sebuah ajaran filsafat dunia.
Sejauh sasaran pewartaan keselamatan itu diarahkan kepada bangsa Yahudi, tantangan yang dihadapi adalah serangan-serangan teologis yang didasari iman Yahudi. Namun setelah semakin berkembang diantara bangsa lain, Kristianitas pun dicurigai karena dianggap tidak sesuai dengan paham kebenaran yang dianut oleh masyarakat setempat. Maka serangan bukan hanya datang dari bangsa lain atau agama Yahudi, tetapi juga dari kaum intelektual dan penulis bangsa lain. Dalam hal ini serangan bersifat teoritis dan filosofis. Untuk menghadapi semua serangan itu, baik yang teologis maupun filosofis, para pewarta iman mau tidak mau juga ikut terlibat dan terpaksa menggunakan serta memperkembangkan argumen-argumen filosofis dan teologis demi pembela kebenaran iman.
Filsafat pada zaman Patristik dan Abad Pertengahan merupakan perkembangan filsafat yang ditatapkan pada kenyataan baru, yakni timbulnya agama Kristen. Karena filsafat merupakan ulmu yang mencari dan menyelidiki hikmah kehidupan dan mencari kebenaran, sedangkan agama Kristen juga mengajarkan keselamatan bagi umat manusia, maka kedua bidang itu saling bergesek, berbentrokan satu sama lain, saling mengoreksi dan melengkapi.
Sifat apologetis (membela diri) di dalam perkembangan filsafat Kristen jelas muncul karena pengaruh luar, terutama dengan adanya perselisihan dan dan perdebatan mengenai kebenaran.  Tetapi lambat laun, yang semula hanya ditanggapi sebagai tantangan dari luar, lama kelamaan dihayati sebagai suatu kebutuhan mendesak untuk memperkembangkan suatu system dari dalam. Semakin lama banyak kaum intelek Kristen yang merasakan desakan untuk menerobos masuk ke dalam data perwahyuan untuk menyusun suatu pandangan yang komprehensif mengenai dunia dan kehidupan manusia di bawah sinar iman.
Perkembangan di Jaman Patristik dan Abad Pertengahan adalah perkembangan pergesekan antara Kristianitas dengan filsafat, dimana pada tahap awal filsafat dicurigai sebagai musuh yang berbahaya (sebagaimana jelas di dalam sikap sementara apologet, sampai kepada tahap sintetis dari ajaran teologi dan filsafat yang memuncak pada zaman keemasan Abad Pertengahan (abad XIII). Namun demikian, tidaklah mungkin bagi kita untuk mengikuti dan menyelidiki seluruh tahap perkembangan itu. Untuk itu, kita akan mengambil beberapa tokohyang sangat berpengaruh pada masanya. Kita akan menggunakan skema bahan sebagai berikut :


I.                    Jaman Patristik : Abad I-VII
1.      Origenes 185/6 – 254/5
2.      St. Gregorius dari Nyssa ± 335 - ±395
3.      St. Agustinus 354 – 430
4.      Ps. Dyonisius ± abad V
5.      Boethius 480 – 524/ 5

II.                 Masa Awal Abad Pertengahan : Abad VIII – XII
1.      Yohanes Scotus Eriugrnr 810 – 877 (?)
2.      St. Anselmus dari Canterbury 1033 – 1109
3.      Filsafat Islam :
a.       Alfarabi (meninggal ± 950)
b.      Ibn Sina (Avicenna) 980 – 1037
c.       Ibn Rushd (Averroes) 1126 – 1198
4.      Filsafat Yahudi :
a.       Salomon Tbn Gabirol (Avicebron) 1021 – 1069/70
b.      Moses Maimonides 1135 – 1204
III.               Jaman Keemasan Abad Pertengahan : Abad XIII
1.      St. Bonaventura 1121 – 1274
2.      St. Thomas Aquinas 1224/5 – 1274
3.      Yohanes Duns Scotus 1265/6 – 1308

Komentar : Setelah saya membaca dan mencoba memahami dengan seksama, saya berpendapat bahwa Ilmu Filsafat dan Agama  Kristen saling bergesekan, karena keduanya saling mengkoreksi dan melengkapi. Keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari kebenaran dan mengajarkan keselamatan bagi umat manusia.

Sumber : Hadi, P. Hardono. Sejarah Filsafat : Patristik dan Abad Pertengahan. SFPAP, Hal. 1-2

1 komentar:

  1. agama kristen memang mengajarkan keselamatan bagi umat manusia adanya perbedaan tentu pasti akan ada. tidak ada yg salah dan benar dari perbedaan pendapat itu dan walaupun kosepnya berbeda. Adanya perbedaan membuat pandangan yang lebih komperhensif.

    BalasHapus